Archive for 08/08/16

Cahaya merupakan salah satu contoh gelombang elektromagnetik, gelombang yang tidak memerlukan medium sebagai media perambatannya. Misalnya, pada siang hari tampak terang karena cahaya matahari menerangi bumi. Walaupun matahari berada jauh dari bumi dan dipisahkan oleh ruang hampa di ruang angkasa, namun cahaya matahari mampu sampai di bumi.

Sumber Cahaya
Di sekitar kita, ada banyak sekali benda yang memancarkan cahaya. Benda yang dapat memancarkan cahaya dinamakan sumber cahaya. Ada dua macam sumber cahaya, yaitu sumber cahaya alami dan sumber cahaya buatan.
1.    Cahaya Alam (Natural Ligthing)
Yang termasuk cahaya alam adalah cahaya matahari dan Api
2.    Cahaya Buatan (Artifasial)
Cahaya buatan ini meliputi cahaya listrik, cahaya gas, lampu minyak dan lilin. Cahaya buatan ini sebagai sarana pelengkap untuk penerangan ruangan.

Rangkaian Resistor

Rangkaian Resistor biasa digunakan untuk mendapatkan tenaga gabungan dari beberapa resistor. Dan ada sekitar 3 jenis rangkaian resistor yang bisa anda gunakan dan temukan disini. Rangkaian resistor seri, paralel dan juga rangkaian resistor gabungan yang menggabungkan rangkaian seri dan paralel pada rangkaian tersebut bisa anda gunakan. Beberapa resistor tersebut akan dirangkai dan dicari hambatan penggantinya.

Gambar Skema Rangkaian Resistor

Rangkaian Resistor Seri
Rangkaian resistor seri biasanya memiliki nilai resistansi yang lebih besar. Pada rangkaian seri tersebut arus yang melewati rangkaian resistor tersebut sama besar nilainya. Pada gambar diatas anda bisa melihat resistor R1, R2, dan R3 yang disusun secara seri atau berurutan dengan mendapatkan besaran arus yang sama. Namun rangkaian R1, R2 dan R3 bisa diganti dengan simbol Rs atau R total. Untuk penghitungan nilai rangkaian resistor seri adalah :
Rs : R1 + R2 + R3 + … + Rn
Untuk nilai n adalah nilai resistor terakhir yang terangkai dalam rangkaian tersebut. Jika menggunakan 7 resistor, maka nilai n mencapai angka 7. Dan untuk mendapatkan nilai Rs, maka anda tinggal menambahkan besaran nilai R1 hingga ke resistor ke 7 atau R7.
Rangkaian Resistor Paralel
Sementara untuk rangkaian resistor yang disusun secara paralel, memiliki nilai yang berkebalikan dengan rangkaian resistor seri. Untuk rangkaian paralel memiliki nilai resistansi yang lebih kecil dibandingkan dengan rangkaian seri. Untuk rangkaian resistor paralel, nilai arus akan terbagi ke masing-masing resistor. Sementara untuk tegangan, di masing-masing resistor akan mendapatkan nilai atau besaran yang sama besar. Pada gambar diatas terlihat resistor R1, R2, dan R3 disusun secara paralel. Ketiga resistor tersebut bisa diganti dengan Rp yang merupakan nilai besaran total. Untuk rumus perhitungannya adalah :
1/Rp : 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + … + 1/Rn
Nilai n adalah jumlah resistor yang digunakan dalam rangakain tersebut. Dan jika semua resistor yang digunakan sama besar, nilai Rp bisa dirubah menjadi R/n. Berikut artikel mengenai rangkaian resistor yang bisa dijadikan pengetahuan untuk anda.

b. Rangkaian Resistor Paralel (Jajar)
Rangkaian resistor dapat disebut rangkaian paralel apabila beberapa resistor dirangkai secara berjajar. Bentuk rangkaian resistor paralel adalah pangkal resistor pertama disambung dengan pangkal resitor kedua dan seterusnya sesuai dengan nilai yang diinginkan.
Nilai hambatan pengganti (Rp) selalu lebih kecil dari nilai resistor-resistor yang ada pada rangkaian resistor paralel, dapat juga ditulis dengan :
Rumus :
Keterangan :
Rp = Nilai hambatan pengganti pada rangkaian paralel (Ω)
R1 = Nilai hambatan pada resistor 1 (Ω)
R2 = Nilai hambatan pada resistor 2 (Ω)
R3 = Nilai hambatan pada resistor 3 (Ω)
Rn = Nilai hambatan pada resistor paling akhir pada suatu rangkaian paralel (Ω)

Contoh soal :

tiga buah resistor akan dirangkai secara paralel, nilai masing-masing resistor tersebut adalah R1 = 10Ω, R2 = 47Ω, R3 = 100Ω, berapakah nilai hambatan pengganti pada rangkaian paralel tersebut?
Diketahui : R1 = 10Ω
                   R2 = 47Ω
                   R3 = 100Ω
Ditanya    : Rp = ?
Jawab       :

Untuk menghitung  hambatan pengganti dua buah resistor dapat dilakukan dengan menggunakan rumus :
Contoh soal :
dua buah resistor dirangkai paralel, jika nilai masing-masing resistor tersebut adalah R1 = 10Ω, R2 = 47Ω, berapakah nilai hambatan penggantinya?
Diketahui : R1 = 10Ω
                   R2 = 47Ω
Ditanya    : Rp = ?
Jawab       :
Pembuktian :

Rumus Median (Nilai Tengah) 

a) Data yang belum dikelompokkan
Untuk mencari nilai median, data harus dikelompokan terlebih dahulu dari yang terkecil sampai yang terbesar. 



b) Rumus Data yang Dikelompokkan



Dengan : Qj = Kuartil ke-j
j = 1, 2, 3
i = Interval kelas
Lj = Tepi bawah kelas Qj
fk = Frekuensi kumulatif sebelum kelas Qj
f = Frekuensi kelas Qj
n = Banyak data


Median Data Berkelompok

Pada data tunggal, penghitungan median cukup mudah. Data diurutkan berdasarkan nilai datanya mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar. Kemudian median bisa diketahui langsung dari nilai tengah urutan data tersebut.

Namun pada data berkelompok, cara tersebut tidak bisa digunakan. Data berkelompok merupakan data yang berbentuk kelas interval, sehingga kita tidak bisa langsung mengetahui nilai median jika kelas mediannya sudah diketahui.

Oleh karena itu, kita harus menggunakan rumus berikut ini.


Me = median
xii = batas bawah median
n = jumlah data
fkii = frekuensi kumulatif data di bawah kelas median
fi = frekuensi data pada kelas median
p = panjang interval kelas

Contoh soal:

Sebanyak 26 orang mahasiswa terpilih sebagai sampel dalam penelitian kesehatan di sebuah universitas. Mahasiswa yang terpilih tersebut diukur berat badannya. Hasil pengukuran berat badan disajikan dalam bentuk data berkelompok seperti di bawah ini.


Hitunglah median berat badan mahasiswa!

Jawab:

Sebelum menggunakan rumus di atas, terlebih dahulu dibuat tabel untuk menghitung frekuensi kumulatif data. Tabelnya adalah sebagai berikut.


Selanjutnya adalah menentukan nilai-nilai yang akan digunakan pada rumus.

Jumlah data adalah 26, sehingga mediannya terletak di antara data ke 13 dan 14. Data ke-13 dan 14 ini berada pada kelas interval ke-4 (61 – 65). Kelas interval ke-4 ini kita sebut kelas median.

Melalui informasi kelas median, bisa kita peroleh batas bawah kelas median sama dengan 60,5. Frekuensi kumulatif sebelum kelas median adalah 9, dan frekuensi kelas median sama dengan 5. Diketahui juga, bahwa panjang kelas sama dengan 5.

Secara matematis bisa diringkas sebagai berikut:
xii = 60,5
n = 26
fkii = 9
fi = 5
p = 5

Dari nilai-nilai tersebut dapat kita hitung median dengan menggunakan rumus median data berkelompok.


Sehingga median berat badan mahasiswa adalah 64,5 kg.
Welcome to My Blog

sms gratis

Profil

Total Tayangan Halaman

Popular Post

- Copyright © 2013 catatan harian -Dark Amaterasu Template -